DINASTI WARMADEWA | Raja Raja Anggota Wangsa Warmadewa

 DINASTI WARMADEWA

RAJA RAJA WANGSA WARMADEWA





1. Sri Kesari Warmadewa (913-914 M), disebutkan dalam prasasti Blanjong, prasasti Panempahan dan prasasti Malet Gede.

2. Sri Ugrasena (915-942 M). Raja Ugrasena mengeluarkan prasasti-prasastinya tahun 837-864. Sedikitnya ada sembilan buah prasasti yang dikeluarkan, dan semuanya berbahasa Bali Kuno. Prasasti-prasasti yang dimaksud adalah prasasti Srokadan, Babahan I, Sembiran A I, Pengotan A I, Batunya A I, Dausa, Pura Bukit Indrakila A I, Serai A I, Dausa, Pura Bukit Indrakila B I, Gobleg, Pura Batur A.

3. Sang Ratu Sri Haji Tabanendra Warmadewa (955-967 M) memerintah bersama dengan permaisurinya yaitu Sri Subhadrika Dharmmadewi pada kurun waktu 955-977 M. Sedikitnya ada 4 prasasti yang memuat nama raja suami-istri tersebut, yakni prasasti Manik Liu A I, Manik Liu B I, Manik Liu C, Kintamani A.

5. Indrajayasingha Warmadewa disebut juga Candrabhaya Singha Warmadewa (956-974 M), pendiri Tirta Empul dan berdasarkan prasasti Manukaya.

6. Janasadhu Warmadewa  (975 M), satu-satunya prasasti atas nama raja tersebut adalah prasasti Sembiran A II.

7. Sri Wijaya Mahadewi (ratu, 983 M), Satu-satunya prasasti menyebut nama raja ini adalah prasasti Gobleg, Pura Desa II.

8. Gunapriya Dharmapatni atau Gunaprya Dharmapatni-Dharmo Udayana Warmadewa (ratu, sebelum 989-1007 M). Memerintah bersama Dharma Udayana Warmadewa (989-1011 M) [suami Gunapriya]. Raja suami istri itu termuat dalam beberapa prasasti, yakni Prasasti Bebetin A I, Serai A II, Buwahan A, Sading A. Dalam prasasti, nama Gunapriya Dharmapatni lebih dahulu disebutkan daripada Udayana. Pada tahun 933, terbit sebuah prasasti atas nama raja Udayana sendiri, tanpa permaisurinya, yakni Prasasti Batur, Pura Abang A.

9. Sri Ajnadewi atau Çri Adnya Dewi (ratu, 1011-1016 M) yang mengeluarkan prasasti Sembiran A III.

10. Dharmawangsa Wardhana Marakatapangkaja atau Marakata Pangkaja Sthana Tunggadewa atau Paduka Haji Sri Dharmawangsawardhana Marakatapangkajasthanottunggadewa (1022-1025 M) [anak Dharma Udayana] yang mengeluarkan prasasti-prasasti antara lain Prasasti Batuan, Prasasti Sawan A I, Tengkulak A, Buwahan B.

11. Airlangga (1025-1042; Raja di Kerajaan Kediri sebelum 1019 M).
Anak Wungsu (971-999, 1049-1077 M) [saudara Airlangga] Raja yang memerintah terlama diantara raja-raja pada jaman Bali Kuno. Ada 31 prasasti dikeluarkannya atau yang dapat diidentifikasikan sebagai prasasti-prasasti yang terbit pada masa pemerintahannya.

12. Sri Maharaja Walaprabhu (1001-1010, 1079–1088 M) mengeluarkan tiga buah prasasti yaitu Prasasti Babahan II, prasasti Ababi A, Prasasti Klandis.

13. Sri Maharaja Sakalendukirana Laksmidhara Wijayottunggadewi atau Paduka Sri Maharaja Sri Çlendukirana Isana Gunadharmma Lakumidhara Wijayatunggadewi (ratu, 1088-1101) Gelar ini terbaca dalam prasasti Pengotan B I dan Pengotan B II.

14. Sri Maharaja Sri Suradhipa (1115-1119) mengeluarkan prasasti-prasasti Gobleg, Pura Desa III, Angsari B, Ababi, dan Tengkulak D.

15. Sri Bhatara Mahaguru Dharmottungga Warmadewa (1324-1325) adalah raja terakhir yang menggunakan nama Warmadewa.

Terdapat pula "cabang" dari wangsa Warmadewa yang dikenal sebagai wangsa Jaya, dengan penguasa:


-Sri Maharaja Sri Jayasakti (memerintah 1133-1150)
-Sri Maharaja Sri Ragajaya (1155)
-Sri Maharaja Haji Jayapangus (memerintah 1177-1184)


Komentar

Postingan populer dari blog ini